Pentingnya Amar Ma’ruf Nahi Munkar
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته…
Sesungguhnya amar ma’ruf nahi munkar merupakan pekerjaan yang agung dan pantas
untuk mendapat perhatian, karena amar ma’ruf itu dapat menciptakan
kemashlahatan dan keselamatan bagi umat, dan dengan mengabaikannya dapat
menimbulkan bahaya dan kerusakan yang besar, yakni dengan hilangnya kemuliaan
dan munculnya kehinaan.
Allah Swt telah menjelaskan di dalam Kitab-Nya yang mulia, tentang
kedudukan amar ma’ruf nahi munkar dalam islam, dan menjelaskan bahwa
amar ma’ruf nahi munkar memiliki kedudukan yang mulia, bahkan dalam beberapa
ayat al-Qur’an Allah mendahulukan dalam penyebutan amar ma’ruf nahi munkar dari
pada iman, padahal iman itu merupakan pokok dan asas dalam agama Islam, sebagai
mana tersebut dalam firman Allah Swt :
كنتم خير أمة أخرجت للناس تأمرون بالمعروف وتنهون عن المنكر
وتؤمنون بالله..( السورة ال عمران : 110 ).
“kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan
untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, dan
beriman kepada Allah”. (QS. Ali Imran : 110).
Kita tidak mengetahui rahasia atas didahulukannya penyebutan
masalah amar ma’ruf nahi munkar ini, kecuali bahwa hal ini menunjukkan betapa
agungnya perkara ini dan betapa besarnya dampak yang ditimbulkannya, yaitu
berupa mashlahat (kebaikan) yang besar dan bersifat umum, khususnya di
zaman sekarang ini, bahwa umat islam sangat butuh kepada amar ma’ruf nahi
munkar, karena semakin banyaknya prilaku maksiat (di tengah-tengah masyarakat),
serta tersebarnya kemusyrikan dan bid’ah-bid’ah pada Negara-negara secara umum.
Sungguh kaum muslim pada zaman Rasulullah, zaman sahabat, dan zaman
para salafu al-shalih, mereka sangat mengagungkan kewajiban ini, mereka
melaksanakannya dengan sebaik-baiknya, dan kebutuhan akan amar ma’ruf nahi
munkar ini pada zaman sesudahnya (zaman sekarang) lebih besar dan sangat
mendesak untuk segera dilaksanakan, hal ini disebabkan karena banyaknya manusia
yang lalai dalam melaksanakan kewajiaban ini.
Bahkan di zaman kita sekarang ini masalahnya menjadi sangat
krusial, dan bahayanya lebih besar, dikarenakan semakin tersebarnya keburukan
dan kerusakan, bayaknya penyeru (Da’i) pada kebathilan, sedikitnya para Da’I
yang menyeru pada kebaikan seperti yang terjadi pada Negara-negara secara umum,
sebagaimana yang telah dijelaskan di atas.
Oleh karena itulah Allah memerintahkan amar ma’ruf nahi munkar dan
menjadikan cinta kepadanya, dan Allah mendahulukan penyebutan amar ma’ruf nahi
munkar atas iman di dalam ayat dari surat Ali Imran, yaitu firman Allah:
كنتم خير أمة أخرجت للناس..
“kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan
untuk manusia”. (QS. Ali Imran
: 110).
yakni bahwa umat Nabi Muhammad Saw adalah umat yang terbaik dan
palin mulia di sisi Allah, sebagaimana terdapat di dalam hadits Shahih dari
Nabi Muhammad Saw, bahwasanya beliau bersabda :
أنتم توفّون سبعين أمة أنتم خيرها وأكثرها علي الله عزّ
وجلّ
“kalian adalah penyempurna dari 70 umat.
Kalian adalah umat yang terbaik dan paling mulia di sisi Allah ‘azza wa jalla.
Cerita
Nabi Ibrahim as. Tentang amar ma’ruf nahi munkar
Firman
Allah Swt:
“ceritakanlah
(hai Muhammad) kisah Ibrahim di dalam Al-Qur’an ini. Sesungguhnya ia adalah
seorang yang sangat membenarkan lagi seorang Nabi. Ingatlah ketika ia berkata
kepada bapaknya: wahai bapakku, mengapa kamu menyembah sesuatu yang tidak
didengar, tidak melihat dan tidak dapat menolong sedikitpun ? wahai bapakku,
sesungguhnya telah datang kepadaku sebagian ilmu pengetahuan yang tidak datang
kepadamu, maka ikutilah aku niscaya aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang
lurus. Wahai bapakku, janganlah kamu menyembah syaitan. Sesungguhnya syaitan
itu durhaka kepada Tuhan yang maha pemurah. Wahai bapakku, sesungguhnya aku
khawatir bahwa kamu akan ditimpa azab dari Tuhan yang maha pemurah, maka kamu
menjadi kawan bagi syaitan. “berkata bapaknya: bencikah kamu kepada
tuhan-tuhanku, hai Ibrahim ? jika kamu tidak berhenti maka niscaya kamu akan
kurajam, dan tinggalkanlah aku untuk waktu yang lama. “berkata Ibrahim: semoga
keselamatan dilimpahkan kepadamu, aku akan meminta ampun bagimu kepada Tuhanku.
Sesungguhnya dia sangat baik kepadaku. Dan aku akan menjauhkan diri darimu dan
dari apa yang kamu seru selain Allah. Dan aku akan berdoa kepada Tuhanku,
mudah-mudahan aku tidak akan kecewa dengan berdoa kepada Tuhanku.” (QS. Maryam : 41-48).
Allah Swt menerangkan bahwa Ibrahim as. Telah melarang bapaknya
dari perbuatan menyembah tuhan selain Allah, yang tidak dapat mendengar dan
tidak dapat melihat serta tidak dapat member manfaat sedikitpun kepadanya. Dan
Allah telah menjadikan Ibrahim as sebagai suri teladan bagi kita, dan dia
memerintahkan kepada Nabi kita Muhammad Saw dan juga kepada kita untuk
mengikuti ajaran Ibrahim as. Allah berfirman:
ثم أوحينا إليك أن اتبع ملة إبراهيم حنيفا وما كان من
المشركين ( سورة النحل : 123 ).
“kemudian kami wahyukan kepadamu (Muhammad):
ikutilah agama Ibrahim seorang yang hanif. Dan bukanlah dia termasuk
orang-orang yang mempersekutukan Tuhan”. (QS.
An-Nahl : 123). Dan Allah juga berfirman:
قل صدق الله فاتبعوا ملة إبراهيم حنيفا.. ( سورة ال عمران :
95 ).
“katakanlah: benarlah apa yang difirmankan Allah. Maka ikutilah
agama Ibrahim yang lurus.” (QS.
Ali Imran: 95).
Dengan demikian, wajib hukumnya bagi setiap pribadi muslim untuk
selalu melaksanakan segala yang diperintahkan Alah dan meninggalkan segala yang
dilarang-Nya. (amar ma’ruf nahi munkar).
Nabi
Muhammad Saw beramar ma’ruf nahi munkar terhadap paman-pamannya
Di antara dalil yang menunjukkan disyariatkannya amar ma’ruf nahi
munkar terhadap orang tua adalah dakwah Nabi Muhammad Saw kepada
paman-pamannya, di antara contoh-contoh yang menunjukkan hal tersebut adalah
sebagai berikut:
1.
Nabi
Muhammad member peringatan kepada paman dan bibinya ketika Allah menurunkan
ayat:
و أنذر عشيرتك الأقربين ( سورة
الشعراء : 214 ).
“dan berilah peringatan kepada
kerabat-kerabatmu yang dekat.” (QS.
As-Syu’ara : 214).
2.
Nabi
Muhammad melakukan amar ma’ruf terhadap oamannya Abu Thalib di waktu mendekati
ajalnya dengan memerintahkannya untuk mengucapkan tauhid. Imam Bukhari
meriwayatkan dari Sa’id bin Al-Musayyib dari bapaknya:”tatkala Abu Thalib akan
meninggal, datanglah Rasulullah kepadanya, beliau melihat ada Abu Jahal bin
Hisyam dan Abdullah bin Abu Umayyah bin Mughirah berada di sisi Abu Thalib,
kemudian Rasulullah berkata abu Thalib:
يا عمّ ! قل لا اله إلا الله, كلمة
أشهد لك بها عند الله ( رواه البخاري ).
“wahai pamanku! Ucapkanlah ‘laa ilaha illallaah’, suatu kalimat
yang aku persaksikan dengan kalimat itu atasmu di hadapan Allah”. (HR. Bukhari)
Maka Abu Jahal dan Abdullah bin Umayyah berkata: “hai Abu Thalib!
Apakah engkau membenci agama Abdul Mutthalib?”
Nabi Muhammad Saw mengulangi ucapannya itu, akan tetapi mereka
berdua pun mengulang-ulangi kata-katanya itu pula. Maka akhir kata yang
diucapkan Abu Thalib bahwa dia masih tetap pada agaman Abdul Mutthalib dan
enggan mengucapkan ‘la ilaha illallah’. Lalu Rasulullah Saw berkata:
أماّ والله لأستغفرنّ لك ما لم
أُنْهِ عنك ( رواه البخاري ).
“demi Allah, aku akan mintakan ampunan untukmu selama aku tidak
dilarang” (HR. Bukhari)
Setelah mengetahui tentang pentingnya amar ma’ruf nahi munkar,
marilah kita sama-sama untuk merenungkan apa yang telah kita lakukan selama
ini. Sudahkah kita melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar..??
Maka, saya mengajak diri saya sendiri dan juga hadirin yang
InsyaAllah dirahmati Allah Swt untuk selalu melaksanakan apa yang diprintahkan
Allah, dan menjauhi segala larangan-Nya (amar ma’ruf nahi munkar). Sukran…
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
0 komentar:
Posting Komentar